Fort de Kock Bukittinggi

Fort de Kock merupakan benteng peninggalan Belanda yang terdapat di Kota Bukittinggi. Benteng ini dibangun pada tahun 1825, oleh orang Belanda yang bernama Kapten Bouer. Kemudian kenapa nama dari benteng ini Fort de Kock, menurut literatur sejarah dikarenakan pada saat pembangunannya, dilakukan pada masa kepemimpinan Hendrik Merkus de Kock yang pada masa itu menjadi komandan Der Troepen. Untuk melindungi kepentingan Belanda pada saat itu, pembangunan benteng ini mengambil lokasi di atas bukit Jirek, yang secara geografis sangat sulit untuk ditembus oleh musuh. Namun sekarang, benteng ini menjadi salah satu objek wisata sejarah yang wajib dikunjungi apabila Anda singgah ke Kota Bukittinggi.

Fort de Kock merupakan saksi sejarah perlawanan rakyat terhadap penjajah, khususnya rakyat Bukittinggi. Benteng ini sering disebut juga “Sterreschans” yang berarti benteng pelindung. Memang pada saat itu Belanda merasa perlu membangun sebuah benteng pertahanan, dengan tujuan sebagai basis militer dengan fasilitas pendukung, guna melancarkan tujuan terselubung mereka. Disamping itu, pembangunan benteng ini juga dengan tujuan propaganda dan simbol, bahwa daerah Bukittinggi dan sekitarnya telah dikuasai oleh pihak Belanda.

Namun saat ini, Fort de Kock diubah menjadi salah satu tujuan wisata utama di Kota Bukittinggi. Pemerintah menyadari bahwasanya benteng ini memiliki nilai sejarah yang bagaimanapun juga wajib dilestarikan. Nilai-nilai perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda, patriotisme yang tidak mengenal rasa takut. Sampai dengan nilai sejarah yang terkait dengan arsitektur bangunan benteng dan area sekitar. Banyak fasilitas pendukung wisata dibangun di area benteng saat ini. Sebagai contoh di area ini terdapat taman kota dan taman burung, area bermain anak, sepeda gantung kemudian penataan wilayah yang cantik, penambahan macam aksessoris taman, dengan harapan para pengunjung dapat menikmati objek wisata ini.

Dengan lokasi di tengah kota, benteng Fort de Kock sangatlah mudah dijangkau dan tidak jauh dari Jam Gadang. Hal ini menjadikan Fort de Kock destinasi wisata yang sering dikunjungi di Kota Bukittinggi setelah Jam Gadang. Apabila Anda berencana berkunjung ke Bukittinggi, untuk keperluan bisnis maupun traveling, pastikan dan percayakan tempat Anda menginap di Fahira Hotel Bukittinggi, hotel dengan konsep syariah dan memberikan pelayanan sepenuh jiwa.